Selasa, 31 Januari 2012

Jangan Makan Sambil Berdiri

Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam bersabda :
عن أنس وقتادة رضي الله عنه عن النبي صلى الله عليه و سلم ” أنه نهى أن يشرب الرجل قائماً
قال قتادة : فقلنا فالأكل ؟ فقال : ذاك أشر و أخبث

Dari Anas dan Qatadah radhiallaahu ‘anhuma, dari Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam: “Sesungguhnya beliau melarang seseorang minum sambil berdiri”. Qotadah berkata:”Bagaimana dengan makan?” beliau menjawab: “Itu kebih buruk lagi”. (HR. Muslim dan Turmidzi)

لا يشربن أحدكم قائما ، فمن نسي فليستقئ

“Jangan kalian minum sambil berdiri! Apabila kalian lupa, maka hendaknya ia muntahkan !” (HR. Muslim)
INTERMEZO: STANDING PARTY = TREND JAHILIYAH MODERN
Entah dengan alasan apa, hajatan tasyakuran pernikahan sekarang ini lebih banyak dikemas dengan model standing party. Beberapa buah kursi tersedia namun tidak sebanding dengan tamu yang ada.
Pemandangan selanjutnya yang terlihat di gedung megah itu adalah tamu undangan yang berdiri menyantap hidangan tanpa ada rasa sungkan dan malu. Sejatinya standing party adalah budaya barat, yang jelas tidak sesuai dengan adat ketimuran dan nilai keislaman.
Bukankah ajaran Islam yang komplit itu, telah mengajarkan bagaimana adab makan dan minum. Beberapa komentar yang sering muncul dan dijadikan sebagai alasan pembenar adalah, bahwa dalam tasyakuran pernikahan, makan sambil berdiri itu sudah dianggap biasa dan umum.
Biasa dan Umum…? Apakah sesuatu yang dianggap sebagai sebuah kebiasaan, dan sudah berjalan serta dilakoni masyarakat, dengan serta merta sesuatu itu menjadi diperbolehkan secara syariat. Tentu tidak demikian, dan hal ini mestinya harus diluruskan.
Lalu, apakah melakukan sesuatu yang tidak biasa dan tidak umum, justru dianggap sebagai hal yang aneh. Padahal sejatinya, hal itu dilakukan sebagai bentuk keistiqomahan terhadap tuntunan Islam yang ada.
Suka tidak suka, itulah fenomena yang terjadi ditengah-tengah masyarakat. Akhirnya, antara si empunya gawe dan tamu undangan, tidak terlalu berpusing memikirkan, apakah makan sambil berdiri itu sesuai dengan syariat atau tidak.
Bagi sebagian orang, hal ini mungkin dianggap sepele. Namun, secara normatif, sebagai muslim yang baik, hendaknya kita meneliti kembali hal-hal kecil itu untuk kemudian kita benahi. Paling tidak untuk diri kita sendiri dan keluarga.
…sekarang model pesta pernikahan, pesta ulang tahun atau pesta apapun sepertinya sedang in untuk model STANDING PARTY, sungguh aneh dan ga dapat diterima dengan akal sehat,,,apalagi kalau alasannya biar mudah, memberi kesan luas pada gedung, atau apapun alasannya toh ILMU KESEHATAN dan ILMU AGAMA tak dapat menerima itu semua…
dan anehnya lagi, kalau sang penganten atau yang empunya hajat atau acara adalah dokter atau praktisi kesehatan, HELLOOOO… tahu ilmu kok gak dipraktekkan?! ingat yang empunya acara mempunyai tanggung jawab di hadapan Allah kelak!
rada gimana juga dengan acara-acara di televisi dan media massa yang senang mengekspos berita tentang TREND ANEH STANDING PARTY…yang membuat orang-orang latah jadi ikut-ikutan, yang celakanya pada gilirannya hal tersebut akhirnya secara “tidak disengaja” (?) akhirnya menjadi “sunnah” bahkan ada yang “merasa berdosa” jika tidak malakukannya.
Wallahu a’lam!
Sumber dipinjam dari: http://alhikmahtoyan.blogspot.com/2011/06/standing-party-adab-makan-pun.html & http://salsabilla1305.blogspot.com/2011/05/standing-party-tradisi-yang-harus.html
TINJAUAN ILMU MEDIS MODERN TERHADAP KEBENARAN SABDA RASULULLAH TENTANG LARANGAN MAKAN & MINUM SAMBIL BERDIRI
Dr. Abdurrazzaq Al-Kailani berkata: “Minum dan makan sambil duduk, lebih sehat, lebih selamat, dan lebih sopan, karena apa yang diminum atau dimakan oleh seseorang akan berjalan pada dinding usus dengan perlahan dan lembut. Adapun minum sambil berdiri, maka ia akan menyebabkan jatuhnya cairan dengan keras ke dasar usus, menabraknya dengan keras, jika hal ini terjadi berulang-ulang dalam waktu lama maka akan menyebabkan melar dan jatuhnya usus, yang kemudian menyebabkan pernah sekali minum sambil disfungsi pencernaan.
Begitu pula makan sambil berjalan, sama sekali tidak sehat, tidak sopan, tidak etis dan tidak pernah dikenal dalam Islam dan kaum muslimin.
Dr. brahim Al-Rawi melihat bahwa manusia pada saat berdiri, ia dalam keadaan tegang, organ keseimbangan dalam pusat saraf sedang bekerja keras, supaya mampu mempertahankan semua otot pada tubuhnya, sehingga bisa berdiri stabil dan dengan sempurna. Ini merupkan kerja yang sangat teliti yang melibatkan semua susunan syaraf dan otot secara bersamaan, yang menjadikan manusia tidak bisa mencapai ketenangan yang merupakan syarat tepenting pada saat makan dan minum.
Ketenangan ini bisa dihasilkan pada saat duduk, dimana syaraf berada dalam keadaan tenang dan tidak tegang, sehingga sistem pencernaan dalam keadaan siap untuk menerima makanan dan minum dengan cara cepat.
Dr. Al-rawi menekankan bahwa makanan dan minuman yang disantap pada saat berdiri, bisa berdampak pada refleksi saraf yang dilakukan oleh reaksi saraf kelana (saraf otak kesepuluh) yang banyak tersebar pada lapisan endotel yang mengelilingi usus.
Refleksi ini apabila terjadi secara keras dan tiba-tiba, bisa menyebabkan tidak berfungsinya saraf (Vagal Inhibition) yang parah, untuk menghantarkan detak mematikan bagi jantung, sehingga menyebabkan pingsan atau mati mendadak.
Begitu pula makan dan minum berdiri secara terus menerus terbilang membahayakan dinding usus dan memungkinkan terjadinya luka pada lambung.
Para dokter melihat bahwa luka pada lambung 95% terjadi pada tempat-tempat yang biasa bebenturan dengan makanan atau minuman yang masuk.
Air yang masuk dengan cara duduk akan disaring oleh sfringer.
Sfringer adalah suatu struktur maskuler (berotot) yang bisa membuka (sehingga air kemih bisa lewat) dan menutup.
Setiap air yang kita minum akan disalurkan pada ‘pos-pos’ penyaringan yang berada di ginjal.
Nah, Jika kita minum sambil berdiri, air yang kita minum tanpa disaring lagi. Langsung meluncur menuju kandung kemih.
Ketika langsung menuju kandung kemih, maka terjadi pengendapan disaluran ureter. Karena air yang kita minum belum tentu steril, yang memungkinkan membawa banyak limbah-limbah didalamnya, yang menyisa di ureter. Inilah yang bisa menyebabkan penyakit kristal/batu ginjal. Salah satu penyakit ginjal yang berbahaya. Susah kencing itu penyebabnya.
Sebagaimana kondisi keseimbangan pada saat berdiri disertai pengerutan otot pada tenggorokan yang menghalangi jalannya makanan ke usus secara mudah, dan terkadang menyebabkan rasa sakit yang sangat yang mengganggu fungsi pencernaan, dan seseorang bisa kehilangan rasa nyaman saat makan dan minum.
Oleh karena itu marilah kita kembali hidup sehat dan sopan dengan kembali ke pada adab dan akhlak Islam, jauh dari sikap meniru-niru gaya orang-orang yang tidak mendapat hidayah Islam.
Sumber:
Majalah Qiblati edisi 04 tahun II. Judul: Larangan Minum sambil berdiri,Hal 16.
thibbalummah.wordpress.com

0 komentar:

Posting Komentar